inspiration story

Friday 7 July 2017

Hakekat Manusia menurut Maurice Merleau-Ponty

Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa.Tubuh merupakan suatu realitas otonom yang memang keberadaannya selalu berada dalam kaitannya dalam pikiran, subjek dan dunia. Melalui tubuh manusia benda dapat mendunia. Tubuh merupakan medium bagi manusia untuk dapat mendunia (Eksis) melalui persepsi.

Benda-benda di dunia tidak dapat bersifat mandiri pada dirinya sendiri, karena benda tersebut hanya dapat dikenali melalui dari eksistensi manusia tersebut, dan tentunya eksistensi dapat terwujud secara konkret didalam konsep tubuh manusia.

Tubuh dan dunia adalah dua Entitas yang tidak dapat dipisahkan. Kesatuan tubuh manusia yang mempersepsi mendapatkan kepenuhannya dengan menyentuh dan mempersepsi dunia.

Menarik dari kesimpulan dari karya terbesar Phenomenology of Perception dari Maurice Merleau-Ponty, Manusia dalam kaitannya dengan dunia bukanlah  Entre-Pour Soi atau Etre-Ensoi melainkan Etre-Au-Monde (Mendunia melalui kemenubuhan)...

Thursday 15 June 2017

Pemikiran Jean Paul Sartre

Mengenal Satre Lewat Pemikirannya

Satre adalah seorang filsuf eksistensialis. Dia berpendapat eksistensi mendahului esensi. Keberadaan suatu objek berbeda secara prinsipiil dengan tampaknya objek itu. Satre berkeyakinan ada merupakan syarat bagi tampaknya sesuatu.
Satre menjelaskan tentang dua cara berada, yaitu etre en-soi (being in itself) atau dapat dikatakan sebagai it is what it is. Etre en soi merupakan suatu yang identik dengan dirinya, tidak mempunyai masa silam, masa depan, kemungkinan ataupun tujuan. Etre en soi ada begitu saja, tanpa diciptakan, tanpa dapat diturunkan dari sesuatu yang lain. Cara berada yang kedua adalah etre pour soi (being for itself) atau ada bagi dirinya. Ada bagi dirinya merupakan istilah untuk merujuk pada kesadaran akan dirinya.
Bagi Satre etre pour soi merupakan kegiatan untuk ‘menidak’. Eksistensi terjadi ketika muncul suatu kesadaran bahwa dirinya bukan etre en soi. Misalnya, seorang bayi yang baru lahir (esensi) itu tampak tetapi tidak ada (eksis). Hal ini disebabkan bayi tersebut tidak sadar bahwa dia bukan meja, tempat tidur, ayahnya, ibunya, atau etre ensoi – etre ensoi lainnya. Jadi dalam contoh ini dapat dipahami bahwa eksistensi mendahului esensi, atau dapat juga dikatakan ada merupakan syarat bagi tampaknya sesuatu. Dan ini menyatakan bahwa keberadaan suatu (bayi) berbeda secara prinsipiil dengan tampaknya bayi tersebut. Bayi tersebut tidak eksis. Contoh kedua, seseorang yang sedang berlari ditengah kerumunan khalayak ramai secara sadar ‘menidak’ keberadaannya sebagai benda-benda disekitarnya ataupun sebagai bagian dari khalayak ramai tersebut. Maka dapat dikatakan orang yang sedang berlari tersebut eksis sebagai sebuah etre en soi. Kegiatan ‘menidak’ tersebut merupakan sebuah kebebasan bagi Satre. Melalui etre pour soi akan didapatkan kondisi berada sebagai etre en soi, sesuatu dengan identitas dan kepenuhannya sendiri, bebas dari etre en soi yang lain. Inilah kehendak untuk bebas menurut Satre. Melalui jalan ini, maka sesuatu dapat eksis.

(sumber : Bertens dalam sejarah filsafat kontemporer Prancis dan Hardiman dalam filsafat fragmentaris)

Thursday 1 June 2017

3 Tahap Perkembangan Peradaban Manusia Menurut Comte..


Pemikiran Comte dibagi menjadi tiga tahap:

Tahap pertama disebut tahap teleologis

Pada tahap ini manusia menyerahkan diri dan kehidupannya kepada kekuatan supernatural diluar diri mereka. Kekuatan supernatural itu berasal dari pribadi yang disebut Allah. Manusia tidak pernah mempertanyakan dan berusaha mencari penyebab-penyebab tentang suatu peristiwa yang terjadi, melainkan hanya menyatakan bahwa ada seorang pribadi dengan kekuatan adimanusiawi/transenden yang membuat sesuatu peristiwa terjadi. Pada tahapan ini, manusia mematikan rasio dan hanya meyakini secara buta akan pribadi yang diyakini/disebut oleh mereka, apakah itu objek-objek, dewa-dewa atau Allah. Segala sesuatu dapat terjadi karena kekuatan tersebut.

 

Tahap kedua disebut tahap metafisis

Pada tahap ini manusia mulai menarik pemikiran dari sesuatu yang bersifat adimanusiawi menjadi sesuatu yang bersifat metafisis. Sebab terjadinya sesuatu tidak diserahkan lagi kepada kekuatan supernatural dari pribadi diluar dari apa yang dapat dijangkau oleh manusia, melainkan pada entitas metafisis yang masih dapat dipahami melalui abstraksi-abstraksi pemikiran manusia walau bersifat spekulatif. Misalnya, dulu ketika seorang lumpuh dapat berjalan kembali itu akibat kekuatan supernatural dari pribadi yang transenden seperti dewa, gunung, meja altar, roh, atau Allah (fase teleologis). Pada tahap metafisis, orang lumpuh dapat berjalan karena konsep abstraksi mengenai entitas yang disebut dengan tenaga dalam, aliran chi.

 

Tahap ketiga disebut tahap positif

Pada tahap ini manusia mencari sebab terjadinya suatu peristiwa berdasarkan fakta. Sesuatu yang dapat diamati secara empiris. Melalui sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca inderanya dan nyata. Tidak bersifat spekulatif dan intuitif. Ilmu pengetahuan yang bersifat pasti dan ‘keras’, dimana pernyataan umum yang dinamakan hukum tercipta dari serangkaian fenomena yang tertangkap indera membentuk sebuah pola. Sebuah pola yang berlaku universal, dapat terulang/diulangi dengan memperhatikan beberapa variabel yang dimanipulasi/konstan. Misal: hukum gravitasi, yang selalu membuat benda tertarik dan jatuh kebawah.

Monday 22 May 2017

Kehendak Berkuasa Menurut Pandangan Nietzche..

Nietzche merupakan seorang filsuf yang sangat sukar dipahami pemikirankannya. Nietzche merupakan seseorang yang sangat menerima kehidupan. Hal ini bertolak belakang dengan Schopenhauer yang berusaha lari dari kehidupan. Kendati demikian, kedua filsuf tersebut memiliki persamaan, yaitu memandang kehidupan sebagai suatu yang bersifat ironi dan menyedihkan. Tetapi Nietzche menemukan sebuah pemikiran yang membuat dia untuk berani untuk dapat menerima kehidupan ini. Gairah hidup itu muncul dari kehendak untuk berkuasa dan gairah hidup tersebut bukan hanya terdapat dalam diri manusia melainkan dalam seluruh realitas. Misalnya, gairah hidup itu juga mencakup suasana psikis, metabolism kehidupan,pertukaran zat dan segala sesuatu yang terjadi di realitas alam raya ini. Nietzche menemukan sebuah pengungkit untuk dapat berani menghadapi kehidupan yang dipandangnya Ironi. Menurutnya kehendak untuk berkuasa ini memiliki alasannya sendiri yang bersifat subjektif. Bila kita ingin mengenali dan memahami seluruh realitas kehidupan ini, sehingga kita dapat menerima kehidupan yang ironi ini.
Dan itu semua kembali lagi tergantung bagaimana perspektif kita, Perspektif kita tentang kehidupan bahwa kehidupan ini bukanlah sesuatu yang bersifat absolut melainkan dipengaruhi interpretasi kita yang bersifat subjektif yaitu melibatkan keinginan-keinginan manusia yang disebut olehnya dengan sebutan kehendak untuk berkuasa. Melalui kehendak berkuasa inilah Nietzche dapat berkata "Ya" terhadap kehidupan beserta seluruh isinya...

Friday 21 April 2017

Mengenal Pemikiran Arthur Schopenhauer..

Mengenal Arthur Schopenhauer melaluiPemikirannya
Arthur Schopenhauer gelisah dengan pemikiran Kant, yaitupemikiran tentang idealism transcendental yang tertuang dalamkata ‘an sich’. ‘An sich’ merupakan bahasa Jerman yang berartipada dirinya sendiriBerangkat dari pemikiran Kant, dapatdikatakan semua objek yang kita kenal berada di luar diri kita.Objek-objek tersebut hadir ke dalam kesadaran diri kita melaluipanca indera. Objek tersebut ada tanpa tergantung padakesadaran kita. Objek tersebut berada lepas dari diri kita tanpadipengaruhi oleh sebuah persepsi. Sebagai contohseseorangyang berkulit tebal akan merasa bahwa sebuah batu tidak kerasTetapi batu itu akan bersifat keras bila dirasakan oleh seseorangyang berkulit tipisMelalui ‘an sich’ sifat batu tersebut berdirisendiri dan lepas dari apakah kita dapat merasakan kekerasanbatu atau tidak. Pengenalan kita terhadap realitas/objek tersebuttidak dapat dicapai melalui rasio. Rasio memiliki keterbatasandalam mengenali objek yang pada dirinya sendiri. Olehkarenanya Schopenhauer menyediakan suatu cara baru untukberhubungan dengan realitas yang tidak dapat dicapai oleh rasioyaitu melalui kehendak (Hardiman 2007 dalam filsafatfragmentaris)
Schopenhauer berpendapat hanya dengan menghendaki sesuatumaka manusia dapat mengetahui realitas sebagai sesuatu yang lebih dari ide yang rasional. Kehendak baginya merupakansesuatu yang metafisismendasar dan merupakan akar darisegala yang kita anggap nyata. Kehendak itu menyata danmerealisasikan dirinya dalam tindakan manusia dan dalamsegala sesuatu yang ada. Artinya kehendak itu menampakandirinya dalam tindakan yang dilakukan melalui gerakan tubuhmisalnya. Gerakan tubuh yang bersifat lahiriah itu adalahkehendak yang dipresentasikan atau kehendak yang diobjektifkan (Hardiman 2004 dalam filsafat modern)
Implikasi pemikiran Schopenhauer bagi filsafat manusia adalahsebuah perilaku yang dimunculkan merupakan presentasi darisikap yang dimilikidari kehendak yang menjadi dasar darisegala yang dianggap nyatadari sesuatu yang dianggap bernilai(valuable). Oleh karenanyamanusia akan bertindak berdasarkandorongan-dorongan dari kehendak tersebut dalam usahamencapai pemenuhan akan hal-hal yang dianggap bernilai untukmendapatkan kepuasanDisinilah dikenal dengan istilahkehendak buta’ dari seorang Schopenhauer, yaitu dorongan butayang tidak mempunyai tujuan dan tak pernah mencapaikepuasannya. Rasio tidak dapat memaksakan kehendakmelainkan kehendak yang bersifat kekal dapat menentukanrasio. Kehendak yang bersifat dinamis selalu menuntutpemenuhan. Kehendak bersifat tidak terbatas namunpemenuhannya bersifat terbatas. Kondisi ini membuatSchopenhauer berpikir bahwa hidup manusia pada hakikatnyaadalah penderitaan Manusia terus berupaya untuk mencapai apayang menjadi kehendak dan dorongan nafsunyaNamunkepuasan atas pemenuhan dorongan dan nafsu itu bersifatsementara. Manusia tidak pernah mencapai kebahagiaan sebabkebahagiaan hanyalah ketiadaan penderitaan untuk sementarawaktu. Ketika pemenuhan akan sebuah kebutuhan terjadimakakehendak selalu melahirkan kebutuhan lainnyaOleh karenanyakehendak tidak pernah berhenti bereproduksi.